Total Tayangan Halaman

Sabtu, 19 Juli 2014

Cara menanam cabai

PENDAHULUAN
Lombok atau cabai masuk dalam  komoditas hortikultura. Di Indonesia menjadi komoditas penting karena buahnya untuk sayuran atau bumbu masak,  serta sebagian besar menjadi andalan  pendapatan petani.
Pertama harus di perhatikan  dulu kondisi tanah apakah kategori basah, kering, berpasir atau gembur dan subur, karena menentukan untuk bagaimana tata kelola dari awal.
Mungkin setiap orang berbeda-beda perlakuannya dalam bertani cabai, tetapi secara garis besar bisa kita jelaskan sebagai berikut :



SYARAT TUMBUH
  • Tanah gembur dan kaya akan bahan organik.
  • PH keasaman tanah sekitar  antara 5,5 – 7,0
  • Tanah tidak becek/ ada genangan air
  • Sinar matahari berkisar 10-12 jam perhari dengan suhu udara  24-30° celcius
  • Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
  • Suhu udara 20° – 32 ° C
  • Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10 – 12 jam).

Pratanam
1. Persemaian
Cara 1.
  • Buat bedengan untuk media penyemaian, yang terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang yang di campur 1:1, tinggi bedeng ± 20 cm, lebar ± 1 m dan panjang 3-5 m
  • Siapkan  benih setiap hektar pertanaman adalah 150 – 300 gram dengan daya
    tumbuh lebih dari 90 %.
  • Celupkan benih kedalam cairan pupuk organik, jemur sampai tidak lengket lalu sebarkan di atas bedengan. untuk mempermudah saat menebarkan dapat dicampur dengan pasir secukupnya.
  • Tutupbenih yang sudah disebar dengan  tanah tipis-tipis lalu disiram, selalu perhatikan kelembapan agar cepat tumbuh dengan baik.
  • Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 – 7 helai.
Cara 2
  •  Siapkan media penyemaian yang terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang yang di campur 1:1
  • Rendam biji cabai di larutan pupuk organik selama 1 jam
  • Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring 
  • Lakukan penyiraman setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban

2. Pengolahan Tanah
  • Siapkan Lahan  meliputi mencangkul/ bajak dan pembuatan bedengan, ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1 m dan panjang menyesuaikan, jarak antar bedengan   ± 30 cm.
  • Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
  • Bila menggunakan  mulsa dari plastik pemupukan pupuk kandang dapat dilakukan setelah dipasang mulsa
  • Buat lubang tanam berjarak 60-70 cm, dalam lubang ± 25 cm
  • Lubang  kemudian diisi dengan pupuk kandang lembut, tanah, dan pasir 1:1, siram dengan air. bisa juga  air dicampur  larutan dolomit
 3. Penanaman
  • Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 – 7 helai.
  • Pilih bibit yang tinggi dan  seragam. 
  • Tanam bibit dengan posisi tegak, dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
  • Lakukan penyiraman  pada tanaman secukupnya,  penyiraman berikutnya dilakukan 2 hari sekali bila tidak ada hujan.

4. Pemupukan
  • Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • TSP – 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
  • KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan pupuk pelengkap cair Tress dengan dosis 500 1/ ha, pada umur 20 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah tanam 500 liter /ha. Umur 40 hari setelah tanam 500 liter /ha dan 50 hari setelah tanam 500 liter /ha.
5. Pemeliharaan
  • Lakukan penyulaman bila ditemukan  tanaman yang mati pada sore hari.
  • Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 40 s/d 50 cm dan  panjang ajir ±  1,5 m dan langsung diikat.
  • Lakukan perempelan secara berkala dibawah cabang, agar tanaman lebih fokus pada pertumbuhan batang utama.
  • Petik dan buang bunga pertama di cabang pertama agar menyempurnakan pertumbuhannya terlebih dahulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar